TjMRlr4CceqlrtkB0Ce0BnkM2b5IZCPJzobEJ1si
Bookmark

Review Singkat Novel dan Film Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

 


"Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori adalah sebuah mahakarya yang menggabungkan elemen sejarah, drama, dan tragedi dalam satu narasi yang memikat. Diterbitkan pada tahun 2017, novel ini mengambil latar belakang era reformasi di tahun 1998, sebuah periode kelam dalam sejarah Indonesia yang ditandai dengan kekejaman dan kebengisan terhadap para aktivis mahasiswa. Leila S. Chudori, dengan kepiawaiannya, menghadirkan kisah yang bukan hanya sekedar fiksi historis, tetapi juga sebuah pengingat akan pentingnya tidak melupakan sejarah kelam bangsa Indonesia terutama pada masa Reformasi 1998.

Novel ini dibagi menjadi dua bagian yang masing-masing memberikan perspektif yang berbeda namun saling terkait. Bagian pertama diceritakan melalui sudut pandang Biru Laut, seorang mahasiswa yang aktif dalam pergerakan melawan rezim otoriter. Sedangkan bagian kedua mengambil sudut pandang Asmara Jati, adik dari Laut, yang menggambarkan dampak hilangnya Laut terhadap keluarga dan lingkungan sekitarnya. 

Leila S. Chudori berhasil menggambarkan perjuangan, kehilangan, dan harapan melalui karakter-karakter yang kuat dan penuh warna. Novel ini tidak hanya mengajak pembaca untuk merenungkan masa lalu, tetapi juga menyoroti pentingnya keadilan dan kebenaran dalam sebuah demokrasi. 

Adaptasi film pendek dari novel ini, yang disutradarai oleh Pritagita Arianegara dan dibintangi oleh aktor kondang Reza Rahardian, berhasil menangkap esensi dari kisah tersebut dalam format visual yang menarik. Meskipun hanya berdurasi sekitar 30 menit, film ini mampu menyampaikan pesan yang kuat tentang perjuangan, kehilangan, dan harapan yang juga terdapat dalam novelnya. 

Baik novel maupun film "Laut Bercerita" adalah karya-karya yang penting dan relevan, tidak hanya sebagai karya seni tetapi juga sebagai media refleksi dan pembelajaran tentang sejarah bangsa. Keduanya mengajarkan kita untuk tidak melupakan masa lalu, namun juga untuk terus bergerak maju dengan harapan dan keberanian. 

Struktur Novel

Novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori memiliki struktur alur yang unik dan tidak kronologis. Alur dalam novel ini terdiri atas alur tunggal yang dibangun melalui beberapa tahapan, yaitu flashback, foreshadowing, backtracking, dan alur maju. Rangkaian peristiwa dan episode dalam novel ini disusun secara acak oleh pengarang, menciptakan kausalitas alur yang padat. Kesatupaduan unsur alur didukung oleh kesatupaduan dengan unsur-unsur lain seperti latar, tokoh, judul, dan tema, sehingga menciptakan kesatupaduan antarunsur dalam novel. 

Struktur Film

Film pendek "Laut Bercerita" diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Film ini hanya mengambil satu peristiwa penting dari novel, bukan mengadaptasi seluruh rentang waktu dan peristiwa yang ada dalam novel. Film ini diproduksi oleh Dian Sastrowardoyo Foundation dan Cineria Films, disutradarai oleh Pritagita Arianegara. Meskipun durasi film hanya sekitar 30 menit, film ini berhasil menangkap esensi dari cerita Biru Laut sebagai aktivis yang mengkritik kebijakan orde baru. Film ini menunjukkan bagaimana keluarga Arya Wibisono menanti kedatangan Biru Laut yang tak muncul dan menghadirkan ruang serba gelap yang digunakan untuk menyiksa kawan-kawan aktivis di Yogyakarta. 

Perbandingan Struktur

Perbandingan struktur antara novel dan film "Laut Bercerita" menunjukkan perbedaan yang signifikan. Novel memiliki struktur yang kompleks dengan penggunaan teknik naratif seperti flashback dan foreshadowing untuk membangun alur yang tidak kronologis. Sementara itu, film pendek memfokuskan pada satu peristiwa penting, mengurangi kompleksitas alur untuk menyesuaikan dengan format pendek. Kedua medium tersebut, meskipun berbeda dalam pendekatan struktural, tetap berhasil menyampaikan tema utama tentang perjuangan, kehilangan, dan harapan dalam konteks peristiwa politik Indonesia era 1990-an.

Penutup

Novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori adalah sebuah karya fiksi historis yang mengambil latar belakang peristiwa politik Indonesia pada era 1990-an, khususnya mengenai hilangnya aktivis mahasiswa di masa Orde Baru. Dengan penelitian mendalam dan wawancara langsung dengan korban atau kerabat korban, Leila S. Chudori berhasil menghidupkan kembali peristiwa tersebut dalam bentuk narasi yang kuat dan emosional. Novel ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pembelajaran dan kesadaran sejarah, serta mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya demokrasi dan kritik sosial. 

Film pendek "Laut Bercerita" yang disutradarai oleh Pritagita Arianegara, meskipun hanya berdurasi 30 menit, berhasil menangkap inti cerita novel dengan menghadirkan visualisasi yang mendalam dan emosional. Film ini menyoroti kekejaman dan penghilangan aktivis oleh pemerintah Orde Baru, menjadi sebuah karya yang tidak hanya diapresiasi oleh penonton tetapi juga menjadi sarana edukasi dan refleksi bagi generasi muda tentang sejarah kelam bangsa Indonesia. 

Posting Komentar

Posting Komentar