Toilet Jongkok vs Toilet duduk
Menjadi perdebatan dikalangan muda mudi
Fungsi dan fitur jadi pertimbangan baginya
Bagi yang tua lebih, jongkok lebih utama
Sedari dulu memang adanya
Memang jaman sudah berubah
Bagi kita para muda-muda
Gampang betul berselancar antar benua
Teknologi sudah maju, tak sempat mereka pikirkan
Baru sudah menyelancar, di hadang-hadang karang besar
Kemunduran teknologi? Mustahil terjadi
Siapapun dia, perlu kenal dengannya
Yang lawas tentu paham sudah caranya
Bagaimana dengan jari jemari yang tua keriput?
Hilang sudah minat untuk mengarungi ombak terjang
melalui rima kami berharap
memuliakannya, memberikan tongkat untuk berpapah
###
Kopi hitam vs kopi susu
Lebih nikmat tanpa gula
Lebih nikmat didiamkan sejenak
Biarkan ampas turun perlahan
Jangan terburu-buru meminumnya
Luangkan waktu menikmatinya
Serasa hidup terasa hangat
Tapi tidak untuk kami
Kepahitan bukan utama, sudah lama rasa ini menjejalkan kami
Kami akan berontak
Zaman akan jadi tanggung jawab kami
Tak perlu resah, cemas juga
Kami tahu apa yang harus kami lakukan, kehendak kami di atas apapun, tak lekang waktu perjuangan ini akan terus berlanjut
Hentakan kakimu
Kepahitan akan berakhir
Harapan baru dari rasa susu akan membawa kesejahteraan bersama
Jangan paksa kami untuk tunduk
Kami belajar, bahwa rasa pahit nanti takan terjadi kembali
Kami pembawa zaman baru
Tanpa pernah lelah menyuarakan kehendak kami kepada zaman
###
Transportasi Umum vs Transportasi Pribadi
Di hadapan ramai-ramai kendaraan melintas cepat tak tertandingi
Saling kebut-salip menjadi perangsang utama untuk menunjukan adrenalinitas seseorang
Aturan? beberapa sih peduli, tapi sebagian tidak, ada polisi? tinggal belok saja sudah aman
Sejak kapan mereka takut, selama maut tak menjemput, waktu esok akan lagi
Setelah peresmian dimulai, tiba saatnya masyarakat bahagia, mendengar kabar hadirnya suasana baru
Bis-bis besar menampung puluhan dari kami, mengangkut raga dan jasmani kami ke tempat lain
Berharap cepat tapi, sampai hati mengantri
Memang terhindar dari ancaman keultravioletan singgasana ini
Tapi lelah kami berhimpitan
Apalagi sudah ramai nya kota ini
Langgar melanggar sudah biasa
Asalkan tidak menampakan diri, sosoknya, tak banyak berbuat apa-apa
Satu banding sepuluh masih mampu
Satu banding seratus jerat payah mengebu-gebu
Harapan ingin tertib bersama
Tapi, masalah baru tumbuh berada
Posting Komentar