TjMRlr4CceqlrtkB0Ce0BnkM2b5IZCPJzobEJ1si
Bookmark

Pertempuran Sengit Melampaui Zaman (1)

 

Toilet Jongkok vs Toilet duduk

Menjadi perdebatan dikalangan muda mudi

Fungsi dan fitur jadi pertimbangan baginya

Bagi yang tua lebih, jongkok lebih utama

Sedari dulu memang adanya


Memang jaman sudah berubah

Bagi kita para muda-muda

Gampang betul berselancar antar benua

Teknologi sudah maju, tak sempat mereka pikirkan

Baru sudah menyelancar, di hadang-hadang karang besar


Kemunduran teknologi? Mustahil terjadi

Siapapun dia, perlu kenal dengannya

Yang lawas tentu paham sudah caranya

Bagaimana dengan jari jemari yang tua keriput? 

Hilang sudah minat untuk mengarungi ombak terjang


melalui rima kami berharap 

memuliakannya, memberikan tongkat untuk berpapah


###


Kopi hitam vs kopi susu

Lebih nikmat tanpa gula

Lebih nikmat didiamkan sejenak

Biarkan ampas turun perlahan

Jangan terburu-buru meminumnya

Luangkan waktu menikmatinya

Serasa hidup terasa hangat


Tapi tidak untuk kami

Kepahitan bukan utama, sudah lama rasa ini menjejalkan kami

Kami akan berontak

Zaman akan jadi tanggung jawab kami

Tak perlu resah, cemas juga

Kami tahu apa yang harus kami lakukan, kehendak kami di atas apapun, tak lekang waktu perjuangan ini akan terus berlanjut


Hentakan kakimu

Kepahitan akan berakhir

Harapan baru dari rasa susu akan membawa kesejahteraan bersama

Jangan paksa kami untuk tunduk

Kami belajar, bahwa rasa pahit nanti takan terjadi kembali

Kami pembawa zaman baru

Tanpa pernah lelah menyuarakan kehendak kami kepada zaman


###


Transportasi Umum vs Transportasi Pribadi

Di hadapan ramai-ramai kendaraan melintas cepat tak tertandingi

Saling kebut-salip menjadi perangsang utama untuk menunjukan adrenalinitas seseorang

Aturan? beberapa sih peduli, tapi sebagian tidak, ada polisi? tinggal belok saja sudah aman

Sejak kapan mereka takut, selama maut tak menjemput, waktu esok akan lagi


Setelah peresmian dimulai, tiba saatnya masyarakat bahagia, mendengar kabar hadirnya suasana baru

Bis-bis besar menampung puluhan dari kami, mengangkut raga dan jasmani kami ke tempat lain

Berharap cepat tapi, sampai hati mengantri

Memang terhindar dari ancaman keultravioletan singgasana ini

Tapi lelah kami berhimpitan


Apalagi sudah ramai nya kota ini

Langgar melanggar sudah biasa

Asalkan tidak menampakan diri, sosoknya, tak banyak berbuat apa-apa

Satu banding sepuluh masih mampu

Satu banding seratus jerat payah mengebu-gebu

Harapan ingin tertib bersama

Tapi, masalah baru tumbuh berada

Posting Komentar

Posting Komentar